Kamis, 06 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
TANAMAN KACANG TANAH  (MONOKULTUR)
“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar - Dasar Perlindungan Tanaman”
Dosen Pengampu : Andree Syailendra,S.P.,M.Si.




Disusun Oleh:
                                                Nama               : Sarnata
                                                NIM                : 4441121298
            Kelas II b Agribisnis


JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepata Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan laporan dasar-dasar agronomi ini. Laporan ini kami buat dengan semaksimal mungkin agar dapat menghasilkan laporan akhir yang maksimal berdasarkan data yang aktual, faktual, berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan kami di lapangan.
            Praktikum dasar agronomi ini merupakan praktikum yang membantu mahasiswa dalam memperoleh ilmu dasar teknik budidaya  pertanian, baik secara mookultur maupun tumpang saru. Kelompok kami diberi kesempatan untuk mempraktekkan budidaya kacang tanah secara monokultur di lahan belakang Universitas Terbuka.
            Alasan dibuatnya laporan ini adalah sebagai persyaratan dari mata kuliah dasar agronomi dan juga sebagai bukti telah dilakukannya praktikum ini. Selain itu, laporan ini juga berisi hasil analisis dan reproduksi hasil dari penelitian dan pengamatan kelompok kami di lapangan.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa dan para dosen dan asisten yang memfasilitasi kami dengan bahan dan informasi. Terakhir, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang saling mendukung dan orang tua kami di rumah yang turut mendoakan kami agar semuanya berlangsung dengan baik.


                                                                                                               Penyusun

                                                                                                              Sarnata
4441121298

 

DAFTAR ISI


COVER…………………………………………………………………………….i

 





BAB I PENDAHULUAN

            1.1  Latar Belakang

            Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuliah yang berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman terhadap teori yang diberikan dalam perkuliahan.
            Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di kebun percobaan yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pembukaan lahan, pengenalan tanaman, penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeiharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan.
            Salah satu praktik budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan. Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor pertumbuhan seperti hara air, cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau konfigurasi tanaman. Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan mempengaruhi efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau kondisi iklim mikronya.
            Ada hubungan antara habitus suatu varietas dengan persyaratan pengaturan tanaman yang akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil. Hal ini berkaitan dengan percabangan, ketegakan batang dan sudut daun yang berbeda-beda. Demikian pula terbentuknya buku subur atau produktif, pengisian biji yang akhirnya berpengaruh pada hasil panen.
            Populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam atau jumlah tanaman per rumput (hill). Peningkatan populasi tanaman sampai dengan tingkat tertentu dapat meningkatkan produktivitas lahan. Namun, setelah mencapai produktivitas maksimum, peningkatan populasi akan menurun, sedangkan produktivitas per tanaman kemungkinan memiliki pola tetap sampai dengan tingkat populasi tertentu kemudian menurun,. Terdapat hubungan antara populasi dengan Indeks Luas Daun (ILD) atau Leaf Areal Index (LAI) dan produktivitas.

            Didalam penilitian sangat erat kaitan nya dengan pengamatan, penting nya penelitian disini sebagai suatu cara yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan suatu penilitian, banyak define daripada pengamatan itu sendiri. Pengamatan dapat di bagi menjadi 2 yaitu pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif.
Pengamatan kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan alat indra tanpa  mengacu kepada satuan pengukuran  baku tertentu, tidak menggunakan alat ukur. Contohnya pengamatan warna daun, pengamatan rasa buah-buahan, pengamatan bentuk paruh burung, pengamatan bentuk biji-bijian.
            Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu  pada satuan baku tertentu. Contohnya pengamatan panjang daun, pengamatan lebar daun, pengamatan berat biji,pengamatan jumlah daun, pengamatan tinggi batang dll.
            Berdasarkan tipe data kualitatif maka terdapat 4 (empat) macam tipe pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumen, alat-alat audiovisual. Atas dasar hal tersebut penulis mengklasifikasi kan teknik pengumpulan informasi (data) menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu observasi, wawancara, dokumen, sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut sebagai alat bantu pengumpulan data. Selanjutnya masing-masing teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan pengertian dan ciri-cirinya.

     1.2  Tujuan

      Mahasiswa dapat memahami teknik-teknik budidaya tanaman secara baik dan benar, serta dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar terhadap setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkolerasikan antara data peubah ke dalam bentuk informasi sederhana dan lengkap.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Monokultur

            Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).
            Pertanaman kacang, padi, jagung, atau gandum sejak dulu bersifat monokultur karena memudahkan perawatan.  Dalam setahun, misalnya, satu lahan sawah ditanami hanya padi, tanpa variasi apa pun. Akibatnya hama atau penyakit dapat bersintas dan menyerang tanaman pada periode penanaman berikutnya. Pertanian pada masa kini biasanya menerapkan monokultur spasial tetapi lahan ditanami oleh tanaman lain untuk musim tanam berikutnya untuk memutus siklus hidup OPT sekaligus menjaga kesehatan tanah. Monokultur menghasilkan hasil yang besar dengan memanfaatkan kemampuan tanaman 'untuk memaksimalkan pertumbuhan di bawah tekanan kurang dari spesies lain dan struktur tanaman lebih seragam.
a.       Kelebihan sistem monokultur :
Teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis.
b.      Kelemahan sistem monokultur :
Tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit.

2.2 Kacang Tanah

2.2.1.    Klasifikasi Kacang Tanah
Kacang tanah adalah salah satu tanaman ekonomi yang mengandung lemak dan protein dan mampu tumbuh dilahan kering. Meskipun demikian, pertumbuhan dan produksinya tergantung pada tersedianya air. Pada lahan kering, ketersediaan air sangat tergantung pada hujan.
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom
Plantae
Divisi
Spermatophyta
Sub-Divisi
Angiospermae
Klass
Dicotyledonae
Ordo
Rosales
Famili
Papilionaceae
Genus
Arachis
Spesies
Arachis hypogaea, L.

2.2.2.    Syarat Tumbuh Kacang Tanah
     1.    Iklim
Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara sekitar 28-320C. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

     2.  Media Tanam
            Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.  pH antara 6,0-6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

     3.  Ketinggian Tempat
                        Ketinggian penanaman optimum 50 – 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh dibawah ketinggian 1.500 m dpl.
2.2.3. Morfologi Tanaman Kacang Tanah
a. Bunga
Bunga kacang tanah terdapat pada ketiak daun yang berada dekat dengan tanah. Masing-masing pembungaan memiliki 2-5 kuntum bunga. Bunga tersusun atas sebuah hifantium berbentuk tabung yang panjangnya 4-6 cm. Hifantium adalah gabungan bagian pangkal kelopak, mahkota, dan tabungsari. Warna mahkota bunga bervariasi dari kuning pucat sampai jingga merah. Tangkai sari berjumlah sepuluh dengan 2-6 bakal biji. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuklah bentukan yang mirip tangkai, yang disebut ginifor. Ginofor ini akan tumbuh menuju ke dalam tanah menjadi buah matang yang disebut polong. Jika jarak antara ginofor dan tanah lebih dari 15 cm ginofor ini akan gagal mencapai tanah dan ujungnya akan mati. Kacang tanah dapat tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang gembur dan cukup kering. pH tanah yang optimum bagi pertumbuhan kacang tanah adalah sebesar 5,5-6,5. sedangkan suhu rata-rata optimumnya adalah 30oC dan pertumbuhan akan terhenti pada suhu 15oC. Curah hujan antara 500mm-600mm yang tersebar merata selama masa pertumbuhannya.
b. Akar
Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus. Akar cabang ini mempunyai bulu akar yang bersifat sementara yang berfungsi sebagai penyerap hara. Bulu akar ini dapat juga mati dan dapat bersifat permanen. Jika bersifat permanen terus, bulu akar ini berfungsi sebagai penyerap unsure hara dari dalam tanah. Kadang polongnya memiliki alat penghisap seperti bulu akar yang berfungsi menyerap unsure hara pula.
Akar samping atau akar serabut tanaman terdapat bintil bintil atau modul yang berisi bakteri yang sering di sebut dengan Rhizobium sp. Bakteri ini mampu mengikat zat lemas ( nitrogen ) bebas dari udara. Pemberian pupuk nitrogen seperti urea akan membuat bakteri menjadi malas untuk mengikat nitrogen sehongga produksi polong meningkat.
c. Batang
Berbentuk cabang percabangan terdiri dari dua jenis yaitu dengan cabang vegetatif dan cabang reproduktif. Cabang vegetatif dicirikan dengan adanya daun sisik yang disebut katofil yang terdapat pada 2 buku pertama pada cabang. Cabang vegetatif sekunder dan tertier dapat berkembang dari cabang vegetatif primer.
d. Daun
Daun pada batang utama tersusun spirat, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3 – 7 cm x 2 – 3 cm, panjang tangkai daun 3 – 7 cm, terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun pada dasar setiap daun. Hal ini merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai daun akan menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan.
e. Buah
Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang.inilah yang disebut dengan ginofera yang akan menjadi tangkai polong. Cara pembentukan polong adalah mula mula ujung ginofora tumbuh meruncing ke atas. Setelah tumbuh ginofora tersebut melengkung ke bawah dan masuk kedalam tanah. Setelah menembus tanah, ginofora mulai membentuk polong. Pertumbuhan ginofora akan terhenti setelah membentuk polong. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. ginofora terbentuk di udara atau diatas tanah sedangkan buah terbentuk di dalam tanah. Ginofora yang terbentuk di bagian cabang atas tidak mampu masuk ke dalam tanah, sehingga tidak dapat terbentuk polong. Ujung polong ada yang tumpul dan ada yang runcing. Dua biji dalam polong ada yang berbentuk pinggang dan ada juga yang tidak berbentuk pinggang.Buah polong berbentuk silindris, berisi 1 – 6 biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman.
f. Biji
Setiap biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda, merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil dan akar primer. Biji yang akan dijadikan benih yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut  :
                 Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul
                 Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat
                 Kulit benih mengkilap, tidak keriput, dan cacat
                 Murni atau tidak bercampur dengan varietas lain
                 Kadar air benih berkisar 9 – 12 %

2.2.4.   Varietas
Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
*                        Daya hasil tinggi.
*                        Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
*                        Hasilnya stabil.
*                        Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
*                        Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.
Tabel Deskripsi Varietas Unggul Kacang Tanah dan Ketahanannya Terhadap Penyakit Utama
Varietas
Umur (hari)
Hasil (ton/ha)
Warna Biji
Tahan Terhadap Penyakit
Layu
Karat
Busuk Daun
Gajah
100
1,5 - 1,7
Ros
T
P
P
Kidang
100
1,5 - 1,7
Merah
T
P
P
Macan
100
1,5 - 1,7
Ros
T
P
P
Banteng
100
1,5 - 1,7
Ros
T
P
P
Tapir
100
1,7 – 2,5
Ros
T
P
P
Tupai
100
1,7 – 2,5
Merah
T
P
P
Pelanduk
100
1,8 – 2,5
Merah
T
P
P
Rusa
105
1,7 – 2,5
Cokelat
T
T
T
Anoa
105
1,7 – 2,5
Ros
T
T
T
Kelinci
95
2,0 – 3,0
Ros
Tol
Tol
Tol
Landak
89
1,8 – 2,5
Merah
Tol
T
T
Mahesa
95
1,0 – 2,5
Ros
T
AT
AT
Badak
95
1,5 – 2,6
Ros
T
Tol
Tol
Biawak
90
1,1 – 3,3
Ros
T
-
AT
Komodo
90
1,4 – 3,3
Ros
T
-
T
Simpai
95
1,1 – 2,5
Merah
AT
T
-
Trenggiling
95
1,1 – 2,5
Ros
AT
T
-
Zebra
95
1,8 – 3,5
Ros
T
T
Tol

2.3 Pupuk

            Setiap kemasan pupuk dilengkapi dengan label yang menunjukkan jenis dan jumlah unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan. Karena itu sangat penting untuk mambaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya.
            Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu juga diketahui cara aplikasi yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi, baik cara maupun takaran akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman tidak seperti yang kita harapkan, bahkan unsur hara yang dikandungnya tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
            Pupuk, dalam arti luas mencakup semua bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk memberikan unsur tertentu yang penting bagi pertumbuhan tanaman. Akan tetapi istilah pupuk biasanya dimaksudkan untuk pupuk yang dibuat oleh pabrik. Perlu juga difahami bahwasanya pupuk tidak mengandung hara tanaman dalam bentuk unsur seperti nitrogen, fosfor atau kalium, tetapi hara tersebut dalam bentuk senyawa yang dapat menyediakan bentuk ion hara yang dapat diserap oleh tanaman. Pupuk yang digunakan pada kali ini adalah pupuk nonorganik, yaitu:
2.3.1 Pupuk NPK Mutiara
Description: http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2012/05/06/558402_20120506040430.JPG
            N=15 % , P=15 %, K=15%, MgO= 2 %, S=2%.
Pupuk NPK Daun Mutiara merupakan pupuk majemuk yang dibuat dari bahan-bahan bermutu dan berkualitas. Komposisi unsur hara pada pupuk NPK Daun Mutiara dapat disesuaikan dengan jenis tanah dan jenis tanaman yang di budidayakan.
Pupuk NPK Daun Mutiara dibuat melalui proses industri berteknologi sehingga dihasilkan butiran yang homogen. 

MANFAAT PUPUK NPK DAUN MUTIARA
  • Menjadikan daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun yang penting bagi proses fotosintesa.
  • Mempercepat pertumbuhan tanaman , mempercepat pencapaian tinggi tanaman maksimum dan jumlah anakan maksimum.
  • Memacu pertumbuhan akar , perakaran lebih lebat sehingga tanaman menjadi sehat dan kuat.
  • Menjadikan batang lebih tegak , kuat , dan mengurangi resiko rebah.
  • Meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama penyakit tanaman dan kekeringan.
  • Memacu pembentukan bunga mempercepat pemasakan biji sehingga panen lebih cepat.
  • Menambah kandungan protein.
  • Memperlancar proses pembentukan gula dan pati.
  • Memperbesar ukuran buah umbi , serta butir biji – bijian
  • Meningkatkan ketahanan hasil selama pengakutan dan penyimpanan.

KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN PUPUK NPK DAUN MUTIARA
  • Biaya pengangkutan , penyimpanan dan pemakaiaanya lebih murah.
  • Kandungan unsur hara dalam setiap butiran merata, menjamin penyediaan hara lebih tepat sejak dini.
  • Unsur unsur hara yang terkandung lebih berimbang.
  • Berbentuk butiran yang lebih mudah pemakaiaanya.
  • Tidak ada resiko salah dalam mmencampur dan menggunakannya di lapangan.
  • Dikemas dalam kntong plastic ukuran 20 Kg, 25 Kg dan 50 Kg sehingga mmemudahkan proses pengangkutan.
KEUNGGULAN PUPUK NPK DAUN MUTIARA
  • Pupuk NPK Daun Mutiara di buat melalui proses industri berteknologi tinggi sehingga dihasilkan butiran yang homogen.
  • Pupuk NPK Daun Mutiara dapat digunakan untuk semua jenis tanaman serta pada berbagai kondisi lahan iklim dan lingkungan.
  • Penggunaan Pupuk NPK Daun Mutiara menjamin diterapkannya trknologi pemupukan berimbang sehingga dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil pertanian.
  • Pupuk NPK Daun Mutiara dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemupukan , mudah dalam aplikasi serta memiliki sifat sifat agronomis yang menguntungkan.

















BAB III METODOLOGI

3.1  Waktu dan Tempat

            Praktikum ini di mulai sejak tanggal 19 maret s/d  21 mei 2013 dan dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari selasa. Bertempat di lahan praktikum Dasar-dasar Agronomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Kampung Lebak Gempol, Belakang Universitas Terbuka, Serang, Banten.

3.2  Alat dan Bahan praktikum

            Alat yang digunakan dalam praktikun antara lain: cangkul, sabit, patok, tugal, tali rafia,  ember, penggaris (alat pengukur), alat tulis, timbangan (pasca panen).
            Bahan yang digunakan antara lain: benih kacang tanah, pupuk NPK mutiara,  furadan, dan Air.

3.3 Cara Kerja

a. Membuka lahan dengan memotong rumput liar menggunakan sabit di minggu pertama praktikum.
b. Penggemburan lahan menggunakan cangkul.
c. Pemberian jarak tanam menggunakan tali rafia dan patok
d. Jarak tanam 25 cm x 20cm, kemudian di beri lubang sedalam satu ruas jari
e. Masukkan benih kedalam lubang dengan ketentuan 2benih/lubang, kemudian taburi furadan dan pupuk npk disekitar lubang dengan tujuan agar benih tidak dimakan oleh serangga dan pemberian pupuk agar cukup unsur hara di dalam tanah.
f. Siram dengan air, lakukan penyiraman 1-2 kali sehari tergantung cuaca..
g. Jika tanaman tidak tumbuh kita dapat lakukan penyulaman di lubang yang sama secepatnya agar waktu panen tidak selang jauh.
h. Setiap minggu lakukan pengamatan dan penyiangan terhadap gulma yang tumbuh.
i. Lakukan juga penjarangan, agar tanaman tumbuh dengan subur
j. Lakukan pembumbunan jika akar tanaman sudah terlihat keluar, agak tanaman tetap tegak
k. Jika daun tanaman sudah layu atau kering, sebaiknya di cabut dan di bersihkan

3.4 Parameter Praktikum

a. Tinggi tanaman dari minggu ke minggu.
b. Jumlah daun yang bertambah.
c. Banyaknya polong kacang dalam satu tanaman.
































 

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.      Hasil

Dari 15 sampel tanaman kacang tanah yang diambil, didapatkan hasil sebagai berikut :
a.       Data hasil pengamatan dari minggu ke minggu
Minggu ke-1 (9 April 2013)

Sampel
Letak baris
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
1
2
13
6
2
3
16
7
3
4
13
7
4
4
16
9
5
5
15
11
6
5
14
10
7
5
15
10
8
6
14
8
9
6
15
13
10
6
14
13
11
6
14
10
12
6
17
11
13
7
13
10
14
7
15
11
15
8
15
16

Minggu ke-2 (16 April 2013)
Sampel
Letak baris
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
1
2
18
20
2
3
18
27
3
4
16
21
4
4
20
24
5
5
24
24
6
5
17
16
7
5
18
17
8
6
19
17
9
6
17
25
10
6
19
25
11
6
18
19
12
6
19
21
13
7
22
23
14
7
19
22
15
8
20
25

Minggu ke-3 (23 April 2013)
Sampel
Letak baris
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
1
2
23
26
2
3
21
38
3
4
24
43
4
4
25
37
5
5
37
22
6
5
23
37
7
5
22
29
8
6
29
32
9
6
27
37
10
6
24
40
11
6
23
31
12
6
23
37
13
7
27
43
14
7
25
38
15
8
27
35
Minggu ke-4 (30 April 2013)
Sampel
Letak baris
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
1
2
30
30
2
3
32
51
3
4
32
57
4
4
35
55
5
5
33
44
6
5
30
52
7
5
30
32
8
6
38
42
9
6
35
47
10
6
34
58
11
6
34
41
12
6
33
56
13
7
36
66
14
7
37
54
15
8
36
51

Minggu ke-5 (7 Mei 2013)
Sampel
Letak baris
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun
1
2
39
33
2
3
41
53
3
4
41
65
4
4
36
62
5
5
43
48
6
5
40
33
7
5
41
47
8
6
43
65
9
6
44
66
10
6
43
62
11
6
43
53
12
6
34
70
13
7
43
79
14
7
38
60
15
8
40
53

  1. Menghitung Berat Basah Kacang Tanah
Sampel
Daun
Polong
Jumlah bintil akar
Berat akar
Berat batang
Jumlah
Berat
Jumlah
Berat
1
60
45,70
22
19,95
79
6,71
27,71
2
83
59,05
35
33,25
153
10,69
43,20
3
81
68,58
25
26,76
139
5,82
43,00
4
93
61,21
31
29,51
148
9,14
39,87
5
65
43,17
22
19,45
134
6,35
36,82
6
80
51,30
23
22,40
151
7,00
36,55
7
67
51,94
20
17,07
94
5,84
37,35
8
78
67,23
27
25,06
194
11,59
35,50
9
70
52,65
20
24,39
191
7,49
38,15
10
75
51,05
26
26,99
247
7,67
38,57
11
66
45,25
25
24,20
161
7,70
27,75
12
104
62,01
38
36,73
178
8,41
28,90
13
104
69,19
28
35,19
191
9,30
45,86
14
77
70,19
23
22,52
159
6,72
55,39
15
94
79,06
36
38,95
286
15,54
39,05



b.      Menghitung Berat Kering Kacang Tanah
Sampel
Berat Daun
Berat Polong
Berat Akar
Berat Batang
1
9,3
5,98
2,19
5,14
2
11,5
9,56
3,51
7,68
3
11,93
9,16
3,67
7,78
4
11,78
9,35
3,39
7,80
5
7,48
6,38
1,89
2,83
6
9,71
8,49
2,49
7,58
7
10,17
4,68
2,05
6,87
8
12,09
8,73
3,64
6,22
9
9,67
7,04
3,09
6,61
10
9,30
8,65
2,52
7,08
11
8,39
6,44
2,41
4,91
12
13,33
11,49
3,31
6,81
13
13,16
10,91
3,32
9,81
14
13,69
7,45
2,08
10,79
15
15,04
11,94
5,42
7,42

4.2.      Pembahasan

            Dari data pengamatan diatas, dapat diketahuai bahwa benih tanaman kacang tanah yang di tanam ada satu tanaman yang tidak tumbuh. Hal itu disebabkan karena pada saat penanaman lubang tanamnya terlalu dalam sehingga kecambahnya tidak bisa mencapai permukaan, atau bisa juga di sebabkan karena kondisi lahan dan iklim yang tidak mendukung pada saat itu (faktor hujan), yang menyebabkan benih busuk di dalam lubang tanam.
            Tetapi banyak juga benih yang berhasil tumbuh, sehingga bisa terus diamati. Benih yang tidak tumbuh diganti dengan benih yang baru (disulam). Meskipun benihnya berhasil tumbuh, namun masih banyak kendala. Diantaranya adalah banyaknya ditemukan daun yang mengeluarkan bercak kekuningan itu disebabakan kurangnya unsur N.
            Selain unsur tersebut, banyaknya hama dan penyakit pada tanaman juga merupakan kendala dalam proses pertumbuhan tanaman. Hama yang banyak ditemukan adalah ulat daun, keong, dan uret tanah. Banyaknya hama disebabkan karena banyaknya gulma disekitar tanaman, hama yang tadinya akan memakan gulma berbalik menjadi memekan tanaman kacang tanah. Pada tanaman juga ditemukan penyakait seperti  penyakit layu, bercak daun.



































BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Dari hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa penanaman secara monokultur mempunyai kelebihan tersendiri, namun tidak sedikit pula kerugian yang didapat dari penanaman secara monokultur. Kelebihannya adalah tanaman dapat tumbuh secara optimal tanpa harus berebut unsur hara yang terkandung di dalam tanah. Kerugiannya adalah banyaknya hama yang menyerang tanaman kacang tanah, karena penanaman secara monokultur (hanya satu
tanaman) hama lebih gampang untuk hinggap pada tanaman.

5.2 Saran

            Saran yang dapat diberikan adalah para petani maupun pelaku pertanian menggunakan pupuk tanaman dengan kadar yang optimum untuk pertumbuhan tanaman dan menyikapi pencegahan hama penyakit dengan bijak yaitu dengan menggunakan pengendali hama penyakit yang ramah lingkungan.















Henry K. Indronada, Ir., 1985. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Mul Mulyani Sutedjo, Ir., 1985. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bina           Cipta.
R. Soeroto Sosrosodirdjo, dkk, 1990.Teknik Budidaya Kacang Tanah. Jakarta
Sri Setyadi Harjadi, MM, Dr., 1979. Pengantar Agronomi Budidaya Tanaman.      Jakarta
Rukmana Rahmat. 1998. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta
http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-kacang-tanah-7735 (tanggal             akses: 19-06-2013)












1 komentar: